LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki posisi geografis yang
strategis, berada di kawasan Asia Tenggara. Kawasan memiliki nama abadi: Nusantara.
Era penjajahan Eropa di abad-abad silam telah menjadikan rumpun bangsa ini
terpecah dalam negara-negara baru pasca Perang Dunia II, mengikuti bangsa
manakah yang menjajahnya. Wilayah yang dikuasai Belanda kemudian menjadi
Indonesia, wilayah yang dikuasai Inggris kemudian menjadi Malaysia dan
Singapura, wilayah yang dikuasai Amerika Serikat kemudian menjadi Filipina.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sesungguhnya penduduk kawasan Nusantara ini
tetaplah satu keluarga besar yaitu rumpun bangsa Melayu atau dalam istilah Arab
disebut juga bangsa Jawi.
Menggali potensi Nusantara adalah sebuah
pekerjaan besar yang memerlukan kesungguhan dan cita-cita besar. Juga
memerlukan wawasan menembus cakrawala bepikir kita untuk kemudian diamalkan dan
diperjuangkan. Hanya sekedar berbangga dengan sejarah emas, maka itu tidak akan
membuahkan apa-apa karena sejarah adalah karya orang-orang terdahulu. Masa
kini adalah lembaran karya kita untuk
ditulis juga dengan tinta emas untuk dipersembahkan kepada Tuhan sebagai amal
ibadah kita. Untuk itu, marilah kita kaji sedikit bagaimana kita akan menggali
potensi Nusantara yang diamanahkan Tuhan kepada kita.
Sumberdaya Manusia Adalah Potensi Yang
Sesungguhnya. Sungguh beruntung umat manusia yang tinggal di tanah yang kaya raya.
Sementara sebagian manusia yang lain tinggal di tanah yang gersang dan kosong.
Namun dalam pahatan catatan sejarah, kita selalu menyaksikan bahwa
kesejahteraan hidup yang dambakan juga mengalir kepada manusia-manusia yang
berada jauh dari tanah yang kaya raya. Sering juga terjadi ketidakadilan, ketika
manusia yang mewarisi bumi yang kaya justru tidak tersisihkan oleh mereka yang
datang dari tempat jauh gersang.
Karena itulah kita menyadari, sebanyak apapun
sumberdaya alam yang kita warisi tidak akan berarti jika tidak ada sumberdaya
manusia yang mampu mengolahnya dan
menggunakannya untuk kebaikan bersama. Sumberdaya manusia adalah potensi kita
yang sesungguhnya.
Ruhani manusia terdiri atas tiga unsur yaitu
akal, nafsu, hati/ruh. Akal adalah satu potensi ruhani manusia yang
berperanan menerima informasi,
menyimpan, mengolah dan menyajikannya kembali. Nafsu adalah potensi ruhani
manusia yang menjadikan manusia memiliki dorongan kehendak berdasarkan
rangsangan yang diterima oleh akal maupun hati. Hati perperanan dalam
berperasaan dan menentukan apa saja perbuatan manusia sekalipun bertentangan
dengan hasil kajian akal maupun dorongan nafsu. Karena itulah hati disebut raja
dalam diri, sedangkan akal adalah
penasehatnya dan nafsu adalah golongan yang menjadi pembisik kepada raja.
Kesimpulannya, menggali potensi Indonesia
pada hakekatnya adalah menggali potensi ruhani manusia melalui tiga jalan
berikut ini:
1.
Membersihkan hati dari segala sifat tercela seperti
sombong, ego, berbangga diri, iri dengki, tamak, kikir, penakut, dst. Kemudian
mengisinya dengan sifat-sifat terpuji seperti rasa cinta kepada Tuhan dan takut
kepada-Nya, sabar, berbaik sangka, pemurah,
kasih sayang kepada sesama.
2.
Mendidik nafsu agar tunduk kepada perintah dan larangan
Tuhan sehingga hanya menginginkan kebaikan semata.
3.
Menajamkan akal dengan ilmu dan pengetahuan yang baik,
bersih dan bermanfaat untuk diamalkan demi kebaikan umat manusia.
Jika ketiga jalan itu telah berhasil
ditempuh, maka manusia Indonesia akan terlahir kembali sebagai manusia nan
paripurna, manusia yang unggul ilmu dan amalnya, mulia akhlak dan budi
pekertinya, agung budaya dan peradabannya. Dengan demikian maka tidak ada
penghalang lagi bagi Tuhan untuk akan menganugerahkan kepada kita sebuah surga
yang disegerakan, surga sebelum surga, sebuah negeri yang hidup dengan penuh
kedamaian dan kesejahteraan bagi bangsanya. Amin.
Perkembangan Negara dan Bangsa tidak terlepas
akan aktivitas dan kinerja pemuda. Pemuda adalah tulang punggung Negara yang
bertugas untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan sehigga dapat mewujudkan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang benar-benar merdeka.Merdeka dalam artian
merdeka secara jasmani dan rohani.
Pada saat ini dengan keadaan Negara yang
sedang “sakit” perlu kita perhatikan pemuda-pemuda bangsa yang merupakan
bibit unggul sebagai penerus cita-cita nilai-nilai kebangsaan. Nilai-nilai
kebangsaan sudah semakin luntur dengan adanya keadaan ekonomi yang sulit dan
rusaknya nilai-nilai budaya yang merupakan warisan dari leluhur bangsa. Perlu
kita cermati bahwa dengan semakin modernnya zaman maka semakin pula perlunya
defens/pertahanan nilai kebangsaan dengan masuknya budaya barat, dimana budaya
barat sangat-sangat mendominasi tren mode kehidupan pemuda kita.
Paradigma kepemudaan haruslah perlu kita kaji
dan bentuk untuk menumbuhkan rasa nasionalis yang tinggi terhadap Negara dan
Bangsa. Pemuda sebagai agen perubahan tidak akan mampu melakukan perubahan yang
signifikan bila tidak didukung dengan sebuah sistem atau perangkat-perangkat
pendukung. Organisasi adalah sarana paling efektif untuk menginisiasi dan
melakukan perubahan tersebut.Kita tidak dapat melakukan perubahan secara individual
karena kemampuan yang terbatas.Oleh karena itu diperlukan wadah atau forum
komunitas yang konsisten dengan perubahan tersebut.Disinilah kemudian lahir peran
organisasi.
Dengan adanya suatu wadah yang bertujuan
mempertahan Nilai-nilai kebangsaan maka dengan sendirinya keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia terjaga.Marilah kita sama-sama wujudkan cita-cita
luhur ini dengan tekad kebersamaan.Merdeka !!!